Selasa, 27 Juni 2023

 Setelah hampir 9 tahun gak nulis, dan disinilah saya... kembali menuliskan segala hal yang ada di hati dan kepala saya.


Selama 9 tahun, banyak hal yang terjadi yang menampar saya, menajtuhkan saya di titik terbawah. Mau mulai dari mana, yaa...


Let see.....,


2019,

titik dimana pekerjaan yang awalnya saya kira akan membawa saya ke titik stabil dalam finansial, akhirnya menjatuhkan saya. Politik kantor itu nyata adanya. Saling sikut, berusaha menjatuhkan, difitnah, akhirnya saya rasakan. Detailnya bagaimana? it is to bitter to remembered. Intinya saya memilih hengkang dari pekerjaan yang selama 8 tahun saya jalani.

Awal resign, jangan ditanya. Shock secara finansial do happened. Saya yang biasa megang duit sendiri kini harus bergantung 100pct sama suami. Melamar sana-sini, tidak ada satu pun yang tembus. Usaha yang saya jalani pun mandek semua.Stress parah sih, bisa dibilang.


2020,

Covid strike. Suami mesti DLK, dan saya dirumah sama anak-anak. Sedih, hancur, gak berharga rasanya. Selama sebulan, saya kembali ke rumah orang tua.  Not much to tell, tapi saya merasa helpless dititik ini.

2021,

Diawal tahun, sendi bahu saya lepas. Karena terlalu lama tidur di posisi yang sama. Sakitnya, jangan ditanya. Anak-anak sampai saya 'import' ke rumah mertua karena saya gak bisa mengurusnya. Pukulan berikutnya, Saya dan suami terkena covid. Awalnya suami terkena lebih dulu. Kami pun isolasi mandiri di rumah. Disini banyak malaikat tanpa sayap yang membantu saya. Tetangga, teman, sahabat sampai totally stranger. Kiriman makanan dan bahan makanan hadir tiada henti. dukungan dari keluarga apalagi. Obat, vitamin dan masih banyak lagi.Suami akhirnya di isiolasi di sebuah puskesmas di daerah karawaci. Sementara saya, diisolasi di sebuah rumah sakit di daerah paku jaya. Sungguh sakit yang liar biasa. Gak cuma tubuh aja yang dihantam, tapi hati juga karena harus berpisah dengan keluarga. Tapi alhamdulillah, kami bisa selamat dari gempuran si covid yang mematikan ini.

di akhir tahun ini, mama mulai sakit sakitan. 


2022,

Tahun dimana, duka lara itu terjadi. Mama mulai sakit-sakitan. Dirawat bolak-balik. Sampai kondisi lemah di rumah. Gongnya saat Mama jatuh sehingga tulang pahanya patah. Sempat dirawat di ahli patah tulang, tapi tak berhasil. Kemudian mama dibawa ke Jogja untuk dirawat oleh sepupu saya yang dokter spesialis orthopedi. Keputusan yang amat sangat saya tolak, tapi saya tak kuasa untuk melawannya. Saya gak sanggup untuk mnceritakan kondisi mama, Tapi sebagai anak, saya merasa saya tak berdaay. Tak bisa berbakti 100pct karena jarak, waktu dan biaya.Hancur hati saya. sedih tak bisa dilukiskan.Selama 4bulan mama sakit, papa full mengurus mama. Sementara saya bolak-balik bergantian dengan adik saya.Sampai akhirnya di 30 September 2022, Mama pergi untuk selamanya. Tertutup sudah pintu surgaku untuk selamanya.

Dunia tanpa mama, rasanya hampa. Gelap. Gak enak. Menyesal pun tiada guna, Sedih akrena pernah marah banget sama mama, merasa mama selalu menjelekkan saya kemana pun. Hanya karean materi. Ah,......


2023,

still going, hoping for better future


Senin, 29 Desember 2014

2014 and days before-after

2014 sebentar lagi berlalu. Berganti menjadi tahun dan ahri yang baru. A new adventure of life for sure.
Biasanya di sosmed langsung heboh postingan tentang resolusi di tahun yang akan datang. Ada yang pengen cepet nikah, ada yang mau punya ini-itu, harapan-harapan di karier, kehidupan dsb dsb. Gimana dengan saya? hmmm....

Resolusi saya di 2015 adalah.... adalah... jujur sih belom kepikiran. Harapannya ya, bisa menjalani hidup dengan sebaik mungkin, diberi kesehatan untuk orang tua, kakak dan adik-adik, untuk suami dan anak-anakku. Diberikan rezeki yang tak putus-putus mengalir terus seperti air terjun (ammiiinnn). Apalagi ya?
Jujur aja di penghujung 2014 banyak kejadian --kejadian yang bikin saya berpikir ulang untuk melakukan atau berbuat sesuatu. Bukan hanya dipenghujung tahun sih, tapi mulai dari awal tahun.

Awal tahun, tepatnya 03 February 2014; saya kehilangan orang yang dekat sekali dengan saya dari saya kecil sampai setua ini. Beliau adalah alm. Mama Tuti. Mama Tuti itu kakaknya mama saya, tapi beliau udah kayak ibu kedua buat saya. Mama Tuti yang ceplas-ceplos, tapi baik hatinya. Gak pernah dia itung-itungan sama saya keponakannya. Dulu waktu hamil Adinda, Mama Tuti yang beliin baju-baju bayi bwat Adin. Jahitin bedong, popok dsb dsb. Bikinin baju bwat Adin juga. Mama Tuti yang kalo bikin rendang, Subhanallah... nikmatnya. Hanya sakit 3 hari kemudian beliau dipangggil pulang oleh Allah SWT . :(
Gak

lalu tanggal 21 February 2014. nenek dari pihak suami meninggal dunia. What can I say ya? jujur saya gak terlalu dekat sama beliau. tapi as far as I remembered mbah idem; begitu saya panggil ia. orangnya lucu dan selalu ceria. Beliau juga berpulang dengan cara yang amat-sangat mendadak, tanpa sakit apapun.

Kemudian dibulan April/May 2014, adik bungsu mama meninggal dunia. Oom Isul namanya. Sungguh ia sesungguhnya orang yang sangat baik dan cinta pada anak-anaknya. Sedihnya beliau meninggal dalam keadaan yang ah, ..... gak tega saya.

namun di bulan juni, duka saya berubah menjadi suka-cita manakala anak kami yang kedua lahir. 16 Juni 2014, bidadari kecil itu keluar dari rahim saya. Amanda Putri Prameswari. hanya berselang 6 hari sebelum ulang tahun kakaknya; Adinda Putri Larasari. Saya pun menjadi ibu dari 2 putri yang amat luar biasa.

Namun di penghujung 2014, saya pun ditampar lagi. Seseorang yang saya anggap sahabat, ternyata menorehkan luka yang lumayan dalam. ish lebaay, hahahahahaha... intinya berawal dari salah paham, tapi karena terlalu banyak 'suara' yang mau ikutan bicara akibatnya fatal. Sementara saya sibuk meredam omongan supaya gak melebar kemana-mana, seseorang itu malah mengumbar kemana-mana. saya dianggap iri hati terhadapnya sehingga harus menyebar fitnah keji. ah... padahal gak ada keuntungan buat saya berbuat macam gitu. persahabatan yang berbelas-belas tahun pun ia buang begitu saja. kecewa kah saya? pasti! kecewa, sedih, marah, kesal semua berpadu jadi satu. tapi kemudian saya tersadar nothing last forever. even friendship. mungkin ini salah satu cara Allah SWT menegur saya, bahwa entah saya atau dia yg kurang baik satu sama lain apabila kami tetap bersama. Saya tak pernah memutus silahturahmi, tapi saya pun tetap tak bisa terima tuduhan-tuduhan keji yang dialamatkan pada saya.

pukulan kedua, adalah saat kakek saya; mbahkung saya berpulang menuju rumah Allah SWT, setelah berjuang mati-matian melawan kanker prostat. tapi saya rasa inilah tang terbaik bwat mbahkung saya. Saya gak kuat rasanya melihat ia terbaring sakit tanpa daya. Mbahkung berwasiat pada anak-cucu-cicitnya agar kami selalu rukun, selalu menjadi muslim/muslimah yang taat.

semua kejadian ini membentuk saya untuk menatap masa depan dengan lebih ikhlas, lebih berserah, lebih gak terburu-buru dalam memutuskan sesuatu.
Harapan saya di tahun yang akan datang, semoga saya menjadi pribadi/anak/istri/ibu/teman yang jaaaauuuuhhh lebih baik lagi dari yang sekarang.saya ingin jadi ibu yang dibanggakan sama anak-anak saya. istri yang dimuliakan oleh suami dsb dsb. ah terlalu banyak harapan dan impian saya. semoga aja Allah SWT mengabulkannya yaaa....


Minggu, 28 Desember 2014

hmmm... halooo, hai-haiii

lagi coba-coba nulis lagi setelah sekian lama absent. semoga nantinya bisa menjadi ajang untuk pembelajaran diri agar lebih baik.


nulis apa lagi ya? secara di kantor lagi gak ada kerjaan, tapi teteup harus jaga gawang selama mbak bos lagi cuti natalan :) baiklah begitu saja.